Rabu, 15 Oktober 2014

Nganjuk Harga Mati






Sejarah Nganjuk

Nganjuk dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuna berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.
Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul : ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Auto's uit het gevolg van Gouverneur-Generaal B.C. de Jonge passeren een erepoort in Ngandjoek TMnr 60037465.jpg
Ngandjoek Tempo Doeloe

Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean, Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta, sedangkan daerah Nganjuk merupakan mancanegara kasunanan Surakarta. Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk dibawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek dibawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Dimana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibukota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.
Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibukota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs : de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman. Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibukota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.

Nganjuk juga punya makanan khas yaitu nasi Becek hidangan ini dikenal dengan nama sego becek. Sego becek adalah hidangan yang mirip dengan kari/kare kambing. Isi dari sego becek nyaris serupa dengan soto babat, namun diberi potongan sate kambing yang telah dilucuti dari tusuk satenya. Daging yang dipilih adalah daging kambing. Tidak lupa diberi potongan bawang merah yang menambah kenikmatan rasa hidangan ini. Selain nasi Becek ada juga yang namanya Dumbleg yang asalnya dari kecamatan Gondang di daerah nganjuk Makanan yang unik ini emang mirip pudak (makanan khas Gresik) tapi yang bikin beda adalah rasa dan tampilannya. Rasa dumbleg ini manis legiit dan bentuknya panjang kayak lontong. Jajanan ini yang terbuat dari tepung beras, gula jawa & santan yang dibungkus dari pelepah jambe.
Nasi Becek


Dumbleg
 
Ciri khas yang sering dijumpai dikota Nganjuk adalah Anginnya yang sangat kencang, yah julukannya aja udah kota angin kebayangkan betapa kencengnya terpaan angin kalau kalian berada di Nganjuk.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Nganjuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar